contactscience.org – Hamil Trimester Pertama menurut Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Matthew Simangunsong, Sp.OG, mengingatkan ibu hamil untuk berhati-hati saat memutuskan untuk berpuasa. Menurut dr. Matthew, pada trimester pertama, ibu hamil harus benar-benar mempertimbangkan kondisi tubuh sebelum berpuasa.
“Baca juga : Penyangga HP Canggih Bisa Cas 3 Gadget Apple Sekaligus”
“Ada studi yang menunjukkan bahwa jika berpuasa di trimester pertama, ada kecenderungan pertumbuhan bayi menjadi lebih kecil,” jelas dr. Matthew.
Selain itu, ibu hamil pada trimester pertama seringkali mengalami mual dan muntah. Kondisi ini bisa memengaruhi asupan makanan ibu, sehingga menyebabkan kekurangan nutrisi untuk tubuh dan janin. “Jika ibu hamil memaksakan diri berpuasa di trimester pertama saat sedang mual muntah, asupan makanannya pasti kurang, dan itu bisa memengaruhi pertumbuhan janin,” lanjutnya.
“Kalau ibu hamil ingin berpuasa, pastikan makanan dan cairan yang dikonsumsi cukup,” tambahnya.
Pastikan segala kemungkinannya
Selain itu, ibu hamil juga harus memerhatikan status berat badan atau indeks massa tubuh (IMT) mereka. Jika berat badan ibu hamil tergolong kurang atau di bawah normal, maka disarankan untuk tidak berpuasa. “Jika berat badan ibu hamil kurang dan berada di bawah normal, sebaiknya tidak berpuasa. Energi ibu saja sudah terbatas, apalagi harus berpuasa, yang bisa menghambat pertumbuhan janin,” jelasnya.
Namun, dr. Matthew menjelaskan bahwa puasa bisa lebih aman dilakukan pada trimester kedua dan ketiga, dengan catatan bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik. Sebelum memutuskan berpuasa, dr. Matthew menyarankan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin. “Jika berat badan bayi dalam kondisi baik, air ketubannya cukup, dan ada fasilitas USG untuk memantau kesehatan janin, maka ibu hamil bisa menjalankan puasa dengan aman,” ujarnya.
“Baca juga : Jembatan Gantung Terpanjang Dunia di Eiger Diminta Dibongkar”
Dr. Matthew menegaskan bahwa ibu hamil perlu selalu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memutuskan berpuasa. Hal ini untuk memastikan bahwa keputusan tersebut sesuai dengan kondisi kesehatan ibu dan janin. Puasa yang dilakukan dengan pengawasan medis dan asupan yang cukup akan membantu menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.