Kesehatan

Steven Johnson Syndrome Ramai Diperbincangkan, Apa Itu?

contactscience.org – Steven Johnson Syndrome SJS), sebuah penyakit autoimun langka yang kabarnya diderita oleh mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Reaksi alergi kulit setelah pulang dari kunjungan ke Vatikan. Kondisi ini membuatnya absen dalam upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 di Jakarta. Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah, menjelaskan mantan presiden tersebut sedang dalam masa pemulihan.

“Baca juga : Negara-Negara yang Terancam Cuaca Panas Ekstrem 2025”

“Beliau mengalami alergi kulit pasca kunjungan ke Vatikan. Kami menduga perubahan cuaca menjadi pemicunya,” jelas Syarif kepada media. Ia menegaskan kondisi Jokowi bukan penyakit berat seperti yang beredar di masyarakat.

Mengenal Stevens-Johnson Syndrome

Stevens-Johnson Syndrome (SJS) merupakan gangguan kulit langka yang serius. Kondisi ini menyebabkan ruam, lepuh, dan pengelupasan kulit. SJS juga mempengaruhi selaput lendir di mata, mulut, dan area kelamin.

Menurut Cleveland Clinic, SJS lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa di bawah 30 tahun. Wanita memiliki risiko lebih tinggi dibanding pria. Pada anak-anak, pneumonia sering menjadi pemicu SJS. Sementara pada dewasa, obat-obatan menjadi penyebab utama.

Gejala SJS meliputi:

  • Demam dan nyeri tubuh
  • Ruam merah menyebar
  • Lepuh pada kulit dan selaput lendir
  • Kesulitan menelan dan buang air kecil
  • Pembengkakan kelopak mata

Kasus SJS parah dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti:

  • Gagal organ
  • Sepsis
  • Pneumonia
  • Bahkan kematian

Perbedaan dengan Alergi Biasa

Alergi kulit biasa umumnya hanya menimbulkan ruam dan gatal. Sedangkan SJS menyebabkan gejala sistemik yang lebih serius. Dokter biasanya mendiagnosis SJS melalui pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.

“Alergi Pak Jokowi tidak menunjukkan gejala SJS seperti lepuh parah atau demam tinggi,” jelas Syarif. Ia menambahkan mantan presiden tetap dapat beraktivitas normal meski sedang menjalani perawatan.

“Baca juga : Tangkas X7 Jadi Motor Listrik Ojol dengan Jarak 120 Km”

Para dokter menyarankan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Mereka juga mengingatkan untuk tidak menyebarkan informasi kesehatan tanpa konfirmasi dari sumber resmi

beniss

Share
Published by
beniss

Recent Posts

Ilmuwan China Kembangkan Teh Beras Rendah Kafein

contactscience.org - Ilmuwan China berhasil mengembangkan inovasi teh beras yang mengandung nutrisi teh hijau tanpa…

6 hours ago

Idhul Adha Pesta Kambing? Waspadai Risiko Kesehatan Ini Dulu

contactscience.org - Idhul Adha identik dengan berbagai olahan daging kurban. Dokter mengingatkan masyarakat untuk tidak…

3 days ago

Curhat Tiga Wanita Alami Kanker Serviks, Keluhan Awal Diabaikan

contactscience.org - Tiga wanita yang mengalami gejala awal kanker serviks yang sering diabaikan, dikarenakan biasanya…

3 days ago

Lonjakan Kasus COVID-19, Menkes Beri Penjelasan Resmi

contactscience.org - Kasus COVID-19 di indonesia mengalami peningkatan keterangan tersebut du ungkap oleh Menteri Kesehatan…

3 days ago

Ciri-Ciri Makanan yang Mengandung Minyak Babi

contactscience.org - Makanan yang mengandung minyak babi harus lebih diwaspadai oleh masyarakat. enandaan makanan sangat…

7 days ago

Waspadai Ciri Jantung Bermasalah dari Pola Tidur Anda

contactscience.org - Ciri jantung bermasalah dijelaskan oleh dr. Yuri Afifah lima gejala khas yang akan…

1 week ago