Makanan Gratis Bergizi Harus Aman dan Bebas Bakteri

contactscience.org – Makanan gratis yang diluncurkan dalam program makan bergizi gratis (MBG) bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak di sekolah menghadapi tantangan serius terkait keamanan pangan.

“Baca juga : Kolaborasi Parfum dan Rocker: Aroma Gaya Rock yang Unik”

Badan Gizi Nasional mencatat angka keracunan 0,5%. Angka ini sudah memicu status KLB di Cianjur. Ribuan relawan SPPG baru mendapat pelatihan keamanan pangan pada April 2025. Beberapa insiden keracunan di berbagai daerah menunjukkan pentingnya penerapan standar keamanan pangan yang ketat.

Program MBG mulai berjalan sejak Januari 2025. Pelatihan seharusnya dilakukan sebelum program dimulai. Keterlambatan ini menunjukkan persiapan yang terburu-buru.

Gejala keracunan bisa muncul dalam hitungan jam hingga hari. Kontaminasi Salmonella berisiko menyebabkan tifus dengan komplikasi serius. Dehidrasi akibat muntah dan diare bisa berakibat fatal.

Lima prinsip keamanan pangan sering dilanggar. Makanan sering datang dalam keadaan tidak panas. Bahan setengah busuk dan masakan kurang matang masih ditemukan.

Pengejaran target jumlah penerima mengorbankan kualitas. Banyak makanan tidak memenuhi standar kebersihan. Kesalahan sasaran penerima juga kerap terjadi.

Pengelola kantin sekolah bisa menjadi solusi. Mereka lebih memahami kebutuhan lokal. Rantai pasok yang pendek mengurangi risiko kontaminasi.

Dinas Kesehatan perlu terlibat aktif. Puskesmas bisa membantu monitoring rutin. Pelatihan sesaat tidak cukup tanpa pengawasan berkelanjutan.

“Baca juga : Keliling Swiss Mulai Rp 700.000, Ini Pilihan Tur Murahnya”

Program MBG membutuhkan evaluasi menyeluruh. Transparansi data capaian 100 hari sangat diperlukan. Perbaikan tata kelola harus menjadi prioritas.