Dokter spesialis Paru Ungkap 5 Gejala TBC yang Sering Diabaikan

Dokter spesialis Paru Ungkap 5 Gejala TBC yang Sering Diabaikan

contactscience.org – Dokter spesialis Paru dr. Astuti Setyawati, Sp.P(K), FISR menjelaskan bahwa masyarakat perlu lebih waspada terhadap gejala TBC yang sering terabaikan. “Batuk dua minggu atau lebih harus segera diperiksa. Jangan tunggu berat,” ujar dr. Astuti.

Dalam sebuah talkshow Instagram bersama Kementerian Kesehatan RI, dr. Astuti menjelaskan bahwa batuk berdahak yang berlangsung lebih dari dua minggu bukanlah hal sepele. Kondisi ini bisa menjadi tanda awal penyakit tuberkulosis (TBC), salah satu infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Sayangnya, gejala awal TBC sering kali tidak dikenali karena mirip dengan penyakit pernapasan biasa. Banyak pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi sudah parah karena mengira batuknya hanya akibat cuaca atau gangguan lambung.

“Baca juga : Makanan Nabati Ini Kaya Omega-3 Seperti Ikan Salmon”

Gejala TBC yang Perlu Diperhatikan Sejak Dini

TBC tidak selalu menimbulkan gejala berat sejak awal. Justru, penyakit ini berkembang perlahan dan bisa menyerupai flu atau masuk angin. Gejala khas TBC meliputi:

  • Batuk berdahak lebih dari dua minggu
  • Batuk disertai darah
  • Demam ringan, terutama di malam hari
  • Berkeringat saat malam tanpa sebab jelas
  • Berat badan turun drastis
  • Kehilangan nafsu makan

Jika gejala-gejala ini muncul bersamaan, besar kemungkinan ada infeksi aktif yang sedang berlangsung di paru-paru. Tanpa penanganan dini, bakteri TBC bisa merusak jaringan paru dan menyebar ke organ lain.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Menurut dr. Astuti, masyarakat sebaiknya segera memeriksakan diri jika batuk berdahak tak kunjung sembuh setelah dua minggu, meskipun sudah minum obat. Terlebih jika disertai demam malam berulang dan penurunan berat badan. “Kalau gejala itu muncul, segera ke puskesmas atau fasyankes. Bisa jadi itu TBC,” tegasnya.

Pemeriksaan awal biasanya mencakup wawancara medis, uji dahak, dan rontgen dada. Jika hasilnya menunjukkan dugaan TBC, maka akan dilakukan tes lanjutan dan dimulai pengobatan. Pemeriksaan ini tersedia gratis di banyak fasilitas kesehatan pemerintah, termasuk program skrining aktif di beberapa wilayah dengan angka kasus tinggi.

Pentingnya Deteksi Dini dan Edukasi Masyarakat

Data dari WHO menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tahun 2023, diperkirakan lebih dari 800 ribu kasus TBC terjadi di Indonesia, namun sekitar sepertiganya tidak terdiagnosis atau tidak dilaporkan. Kondisi ini memperburuk risiko penularan di masyarakat.

dr. Astuti menambahkan bahwa gejala TBC bisa sangat ringan di awal. “Kadang batuknya jarang, tapi badan makin kurus dan cepat lelah. Itu juga patut dicurigai,” ujarnya. Karena itu, edukasi kepada masyarakat mengenai tanda awal TBC sangat penting agar tidak menunggu hingga kondisi memburuk.

Batuk Lama Bukan Hal Biasa, Segera Periksa

“Baca juga : Ahli ITB Sebut 5 Alat Elektronik Paling Boros Listrik di Rumah”

Penjelasan Dokter spesialis Paru kalau TBC merupakan penyakit menular yang bisa disembuhkan sepenuhnya jika terdeteksi sejak dini dan diobati secara tuntas. Jangan abaikan batuk lebih dari dua minggu, apalagi jika disertai gejala sistemik seperti demam malam dan penurunan berat badan. Pemeriksaan dan pengobatan TBC tersedia secara gratis di fasilitas kesehatan pemerintah. Langkah sederhana seperti mengenali gejala, memeriksakan diri, dan mengikuti pengobatan hingga selesai bisa menyelamatkan diri sendiri dan mencegah penularan lebih luas di masyarakat.