Curhat Tiga Wanita Alami Kanker Serviks, Keluhan Awal Diabaikan
contactscience.org – Tiga wanita yang mengalami gejala awal kanker serviks yang sering diabaikan, dikarenakan biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Kanker serviks terjadi karena pertumbuhan sel abnormal di leher rahim, bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Virus human papillomavirus (HPV) menjadi penyebab utama sebagian besar kasus kanker serviks.
“Baca juga : Peneliti Harvard Ungkap Waktu Terbaik Minum Kopi untuk Wanita”
Gejala mulai muncul saat kanker sudah menyebar. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan vaksin HPV sangat penting untuk deteksi dini. Kanker serviks dapat diobati jika ditemukan sejak awal.
Berikut ini gejala awal kanker serviks yang sering diabaikan:
Pertama, Rose yang didiagnosis kanker serviks stadium IV saat berusia 37 tahun. Awalnya, Rose merasa nyeri ringan seperti kram di perut kanan bawah pada 2009. Ia mengira itu hanya infeksi saluran kemih. Namun, rasa sakit makin parah dan obat biasa tidak membantu.
Pada 2010, saat menjalani operasi punggung, dokter menemukan massa padat berukuran besar. Rose pun dirawat di ICU setelah mengalami kejang hebat. Diagnosis kanker serviks stadium terminal membuatnya tidak bisa dioperasi.
Kedua, Amy yang awalnya sehat dan memiliki siklus menstruasi normal. Pada November 2011, Amy mengalami perdarahan vagina yang tidak normal selama seminggu. Bulan berikutnya, ia tidak menstruasi sama sekali.
Amy memeriksakan diri ke rumah sakit pada 2012 dan divonis mengidap kanker serviks agresif jenis adenokarsinoma. Kabar itu sangat mengejutkan dan sulit diterima oleh Amy dan keluarganya.
Ketiga, Kristina yang didiagnosis kanker serviks di usia 20-an. Gejala awalnya adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, meski tidak terus-menerus. Pada 2014, Kristina menjalani tes Pap smear dan HPV, yang menunjukkan infeksi HPV tipe 16.
Dokternya melakukan pemeriksaan kolposkopi dan mengambil sampel jaringan. Hasil biopsi menunjukkan adanya kanker, yang menjadi kejutan besar bagi Kristina.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kanker serviks tahap awal biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, pada stadium lanjut, kanker bisa menyebabkan perdarahan vagina yang tidak normal.
Perdarahan itu bisa terjadi setelah berhubungan seksual atau di luar siklus menstruasi. Jika mengalami gejala seperti ini, segera periksakan diri ke dokter.
“Baca juga : Menko Airlangga Bahas Kemitraan Ekonomi dengan Chili di Paris”
Meski tanda-tanda tersebut bisa disebabkan oleh masalah lain, pemeriksaan medis tetap penting untuk memastikan penyebabnya. Deteksi dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan kanker serviks.
contactscience.org - Steven Johnson Syndrome SJS), sebuah penyakit autoimun langka yang kabarnya diderita oleh mantan…
contactscience.org - Idhul Adha identik dengan berbagai olahan daging kurban. Dokter mengingatkan masyarakat untuk tidak…
contactscience.org - Kasus COVID-19 di indonesia mengalami peningkatan keterangan tersebut du ungkap oleh Menteri Kesehatan…
contactscience.org - Makanan yang mengandung minyak babi harus lebih diwaspadai oleh masyarakat. enandaan makanan sangat…
contactscience.org - Ciri jantung bermasalah dijelaskan oleh dr. Yuri Afifah lima gejala khas yang akan…
contactscience.org - Pankreas tetap sehat jika dijaga dari makanan yang dapat merusak fungsinya, dimana pankreas…