contactscience.org – Makanan sisa buka puasa yang kembali dihangatkan untuk sahur sudah menjadi kebiasaan dilakukan saat bulan puasa. Dr. Herendra Medishita, spesialis jantung, menjelaskan bahayanya.
“Baca juga : Hisense Rilis TV MiniLED RGB 116″ dengan Harga Fantastis”
Makanan bersantan dan berkuah menjadi lebih berbahaya saat dipanaskan ulang. Proses pemanasan meningkatkan konsentrasi minyak dan lemak. “Konsentrasi santan akan lebih kental saat dipanaskan,” jelas Herendra.
Makanan seperti bakso juga berisiko saat dipanaskan kembali. Kadar garam dalam kuah bakso akan lebih terkonsentrasi. Kondisi ini bisa memicu tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Herendra menyarankan memilih metode masak yang lebih sehat. Tumis atau kukus lebih aman dibandingkan makanan berkuah santan. “Masakan tumis dengan sedikit minyak lebih baik,” sarannya.
Gorengan sisa buka puasa juga berbahaya jika dipanaskan. Menggoreng ulang membuat makanan menyerap lebih banyak minyak. “Ini meningkatkan risiko kolesterol,” tegas Herendra.
Air fryer bisa menjadi alternatif lebih sehat. Alat ini mengurangi penyerapan minyak saat memanaskan gorengan. Namun tetap lebih baik menghindari terlalu banyak gorengan.
Puasa seharusnya menjadi momentum hidup sehat. Kebiasaan memanaskan makanan sisa justru merusak manfaat puasa. Lebih baik memasak porsi tepat untuk sekali makan.
Tips Sehat Sahur:
- Hindari memanaskan makanan bersantan
- Pilih tumis atau kukus ketimbang berkuah
- Kurangi gorengan yang dipanaskan ulang
- Gunakan air fryer jika harus memanaskan
- Masak porsi secukupnya untuk sekali makan
“Baca juga : Pangkoarmada I Bakar 60 Ribu Pil Ekstasi di Batam”
Dokter menekankan pentingnya pola makan sehat selama puasa. “Kolesterol tinggi bisa memicu penyakit jantung,” pungkas Herendra. Mulailah kebiasaan makan segar saat sahur.