contactscience.org – Wabah misterius di RD kongo wilayah Barat Laut dan telah menewaskan lebih dari 50 orang dalam waktu singkat. Penyakit ini menyebabkan gejala berat, termasuk demam tinggi, muntah, dan pendarahan dalam.
Wabah Dimulai Setelah Warga Mengonsumsi Kelelawar
“Baca juga : Poco X7 5G & X7 Pro 5G Rilis di Indonesia, Ada Edisi Iron Man!”
Laporan CNN menyebutkan bahwa penyakit ini pertama kali terdeteksi lima minggu lalu. Kasus pertama ditemukan pada tiga anak di Desa Boloko yang jatuh sakit setelah mengonsumsi kelelawar.
Menurut Direktur Rumah Sakit Bikoro, Serge Ngalebato, pasien yang terinfeksi mengalami gejala parah dan meninggal dalam waktu 48 jam setelah timbulnya penyakit.
“Ini benar-benar mengkhawatirkan,” ujar Ngalebato.
Hingga saat ini, jumlah kasus yang tercatat mencapai 419 orang, dengan 53 di antaranya meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afrika telah mengonfirmasi bahwa wabah ini berawal dari Desa Boloko sebelum menyebar ke wilayah lain.
Gejala Mirip Virus Mematikan
Para ahli menduga bahwa penyakit ini memiliki karakteristik yang mirip dengan beberapa virus mematikan seperti Ebola, Marburg, demam kuning, dan demam berdarah.
Namun, setelah wabah kedua muncul di Desa Bomate pada 9 Februari 2025, WHO segera mengirim sampel dari 13 pasien ke Institut Nasional untuk Penelitian Biomedis di Kinshasa untuk diuji lebih lanjut.
Hasil tes menunjukkan bahwa semua sampel negatif terhadap demam berdarah, meskipun beberapa sampel positif malaria. Hal ini semakin menambah kebingungan para peneliti dalam mengidentifikasi penyebab wabah.
Kekhawatiran Penularan dari Hewan ke Manusia
WHO menyatakan bahwa penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia semakin sering terjadi di Afrika. Konsumsi hewan liar, seperti kelelawar, menjadi salah satu faktor utama penyebaran penyakit baru.
Menurut laporan WHO pada 2022, jumlah wabah yang berasal dari hewan liar melonjak lebih dari 60 persen dalam satu dekade terakhir.
Di RD Kongo, risiko ini semakin besar karena konsumsi daging hewan liar masih menjadi kebiasaan di beberapa daerah. Pemerintah dan lembaga kesehatan kini bekerja sama untuk mengendalikan penyebaran penyakit dan mencari tahu penyebab pastinya.
Langkah Selanjutnya
Tim medis di RD Kongo terus mengawasi perkembangan wabah ini. WHO telah mengerahkan tenaga ahli untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar menghindari konsumsi hewan liar, terutama kelelawar, yang diduga menjadi sumber infeksi.
Kesimpulan
Wabah misterius di RD Kongo telah menyebabkan 53 kematian dan lebih dari 400 kasus terinfeksi. Penyakit ini berawal setelah beberapa anak mengonsumsi kelelawar, tetapi penyebab pastinya masih dalam penelitian.
“Baca juga : Larangan iPhone 16 Dicabut, Apple Investasi US$1 Miliar”
Dengan gejala yang menyerupai virus mematikan seperti Ebola dan Marburg, para ahli kesehatan terus berupaya mengidentifikasi penyakit ini dan mencegah penyebarannya lebih luas.